LOMBOK : GILI, RINJANI HINGGA NYONGKOLAN



Pagi ini Senin 28 oktober 2013, ketika sinar matahari mulai menimpa pulau seribu masjid, di jalur pacuan Bandara Internasional Lombok, Pesawat Lion Air yang saya tumpangi melaju pelan. Didalamnya semua penumpang telah duduk rapi, para awak kabin selesai mengatur bagasi, menghitung jumlah penumpang lalu kembali ke tempatnya masing-masing. "Saatnya untuk take off",,,  ucap seorang penumpang disebelah saya. Saya menegakan sandaran, menundukan kepala, memejamkan mata lalu melakukan ritual ini, "Terima kasih Tuhan, atas segala nikmat Mu, pagi ini mohon berikan hamba keselamatan dan kekuatan dalam perjalanan ini. Amin"



Dalam hitungan detik, suara mesin pesawat terdengar sangat keras pertanda kecepatan pesawat dalam posisi maksimal-melaju kencang ke ujung jalur pacuan hingga akhirnya roda pesawat tidak lagi menyentuh tanah.



 Pesawat terus terbang tinggi, membelah tiap lapisan langit pulau seribu masjid. Bagi saya duduk dibagian pintu darurat merupakan keberuntungan sekaligus bencana. Keberuntungan, jika seandainya pesawat mendarat darurat,  di darat atau di laut, maka saya adalah salah satu orang pertama yang keluar pesawat. Namun akan menjadi bencana, jika pesawat sedang mengudara tinggi lalu pintu darurat ini rusak, terbuka dengan sendirinya, , maka saya adalah salah satu orang pertama yang terseret keluar, terlempar jauh ke bawah.(membayangkan  film-film Hollywood, ketika orang-orang terlempar dari pesaawat itu sungguh sangat mengerikan ..). Tapi yang jelas dari kedua kemungkinan itu- tempat kaki yang luas, dekat jendela sehingga leluasa menikmati pemandangan laut dan awan-lalu ditemani pramugari yang biasanya "enak dipandang" adalah keuntungan bagi orang yang duduk di bagian pintu darurat ini. dan dalam penerbangan Lombok-Surabaya ini,, saya mendapatkan itu..  

Kini pesawat mulai mengudara dengan normal. Pramugari yang sejak tadi hanya duduk mematung  didepan saya, mulai melepas sabuk pengaman lalu pergi kebelakang untuk bertugas kembali. Saya, ditinggal pramugari itu, mencoba mengalihkan perhatian yang kosong, melempar pandangan jauh ke luar menembus jendela Pesawat. ah, tanpa diduga sebelumnya sebuah gunung berdiri kokoh dengan puncaknya menjulang tinggi.,, itu kah Gunung Rinjani yang orang bilang super luar biasa indah itu ??

Saya mencoba untuk menyesuaikan segala informasi yang saya ketahui tentang gunung rinjani. Terletak di bagian utara pulau Lombok dan pada bagian puncaknya terdapat sebuah danau. yah, tidak salah lagi inilah Gunung Rinjani itu, Gunung berapi tertinggi ke dua di Indonesia. Puncaknya sering orang sebut dengan nama Anjani, yang berarti Putri..

 -----



Banyak jalan menuju roma. Prasa ini mungin cocok untuk keaadaan saya saat ini. satu tahun ini menyusun banyak rencana-mimpi, salah satunya adalah Menginjakan kaki di pulau Lombok-yang terkenal indah itu- namun lepas dari bulan September 2013, berbagai cara telah saya fikirkan dan jalan untuk kesana belum juga menemukan titik terang. Hingga akhirnya penantian itu berbuah manis di akhir bulan Oktober ini, ketika mendapat kesempatan mengikuti Fetival Keraton Se Asia Tenggara ke dua di Mataram TNB. Sejak 4 hari kemarin, mimpi untuk menginjakan kai di pulau Lombok terwujud sudah.

Namun jelas, empat hari di Lombok dengan segudang kegiatan Festival bukan waktu yang cukup untuk menikmati pulau Lombok dengan sejuta wisatanya.
Empat  hari di dilombok, saya baru menikmati suasana kota mataram di tengah kemeriahan Festival Keraton. Kota mataram bagi saya tak ubahnya kota kota lain di pulau jawa, Tadinya, memasuki bagain tengah-mendekati timur nusantara, aku berharap akan menemukan masyarakat2 yang masih tradisional, rumah tradisional dan orang-orang dengan karekterisik  yang berbeda
 Namun ternyata, masyarakat dengan segala kehidupannya disini hampir sama dengan masyarakat jawa. Bahkan dengan nama mataram, saya benar2 berasa di jawa tengah (kerajaan mataram).

 Empat hari Lombok, saya baru menikmati Hutan Pusuk yang masih cukup perawan. Dalam bahasa sasak, pusuk berarti puncak. Layaknya puncak Bogor di Jawa Barat, pusuk adalah sebuah kawasan di daratan tinggi  bagian Lombok barat. Hutan-hutan yang masih alami, suhu udara yang sejuk, segerombolan monyet-monyet yang bermain bebas, satwa lainnya yang menggoda, tersaji ketika perjalanan ku satu jam lebih dari kota mataram ke pusuk. Jika Kawasan puncak bogor punya yang namanya puncak pas, maka pusuk juga punya pusuk pas. Yaitu, tempat paling tinggi dikawasan pusuk. “Dari pusuk pas ini, para wisatawan terutama bule sering melihat pemandangan 3 gili. Gili air,  gili meno, dan gili trawangan”. kata sopir sekaligus guide yang menemani perjalanan ini.


  

Dari pusuk pas, menuruni perbukitan dengan jurang-jurangnya yang curam hingga sampai ke kecamatan pamenang ke tempat 3gili super indah, gili Air, gili trawangan, dan gili Meno. Benar kata orang, selain mendapatkan nama pulau seribu masjid, Lombok juga adalah pulau seribu pantai. Sepanjang perjalanan dari pusuk pantai-pantai indah yang terbilang masih cukup alami, laut yang bersih terhampar untuk memanjakan mata.

 
Dan satu hal yang tidak bisa saya dapatkan selain hanya di Lombok adalah menyaksikan nyongkolan,
salah satu prosesi adat perkawinan di masyarakat suku sasak Lombok. Nyongkolan adalah saat kedua mempelai (laki dan wanita) berserta keluarga laki-laki, berjalan beriring-irangan-pawai- disepanjang jalan untuk mengunjungi pihak keluarga perempuan yang diiringi kerabat dan handai taulan yang memakai pakaian adat dan dimeriahkan oleh gamelan, gendang beleq hingga drumb.


Dalam rangkaian perkawinan di suku sasak, sebelum prosesi nyongkolan ini, sebelumnya dilaksanakan prosesi merarik yang berarti menculik.  Bagi masyarakat suku sasak Merarik  adalah cara perkawinan yang paling terhormat dan paling baik.

Baru dalam adat perkawinan Lombok, saya menemukan orang tua akan merasa dihargai, apabila seorang pemuda yang ingin menikahi anaknya, berani untuk membawa lari(menculik) anak perempuannya untuk beberapa hari, lalu dikembalikan lagi ke orang tuanya untuk dinikahkan.  Jelas ini sangat berbeda dengan adat di Minangkabau, tempat kelahiran ku. Membawa lari anak orang untuk dinikahi, jelas itu adalah sebuah perbuatan yang hina, tidak hanya pemuda yang membawa lari perempuan, keluarga laki-laki juga akan ikut menanggung malu, cacian, makian hingga hukuman adat. Dan jangan tanya, bagaimana perasaan orang tua di Minangkabau jika anak perempuannya dibawa lari, malu, kehilangan harga diri dan marahnya bisa mencapai tingkat dewa.


 Pesawat terus terbang tinggi, meninggalkan pulau  yang luar biasa indah ini. Bandara Internasional Lombok jelas tak tampak lagi. Dari balik kaca jendela pesawat, kembali saya memandangi gunung rinjani. Dikelilingi awan tipis, puncak anjani terlihat begitu menawan menguasai daratan Lombok utara. Walau hanya empat hari menikmatinya, ada sedikitt kerinduan pada pulau Lombok yang terwakili oleh gunung rinjani. saya mencoba untuk mengingat kembali setiap jengkal perjalanan  di sana-Menyimpannya dan berdoa, semoga  suatu hari nanti, saya bisa kembali menginjakkan kaki di salah satu pulau terindah yang di miliki negeri ini. Sendiri, bersama teman atau dengan keluarga. 
“Rabb, alhamdulillah atas segala nikmat-Mu, Lombok, one day, I'll be back. Insya allah.




Comments

Popular Posts