THE JOURNEY TO SEMPU ISLAND part 2


Setelah mendirikan tenda, beres-beres perlengkapan dan istirahat yang cukup, sore hari saatnya menikmati keindahan danau segara anakan dan bermain futsal di pinggir pantai. Bermain futsal di pulau sempu jelas sangat berbeda. Tidak perlu tahu siapa dan dari mana asal lawan, semua orang yang di sini bisa ikut maen, tinggal masuk dalam salah satu tim. Tempat bermainnya tidak lagi di atas rumput sintetis seperti biasanya, tapi bermain di atas pasir sepanjang pantai yang ada. Tidak ada ukuran lapangan yang jelas.  Gawang dibuat dari ranting-ranting pohon yang ditancapkan kedalam pasir dan garis pinggir lapangan adalah garis tepi pantai. Bila bola menyentuh air, maka itu berarti telah out.
Bermain futsal di tempat yang sungguh luar biasa indah,  maka selebarsi gol-nya pun terasa luar biasa.Seketika gol tercipta, maka semua pemain, kipper, bek, dan penyerang berlari ke pinggir pantai lalu melompat dan menjatuhkan badan ke danau segara anakan sambil berteriak keras, gollllll…  golll..goll.   Sore itu, ada belasan gol yang tercipta, dan pastinya ada belasan selebrasi  indah juga yang dilakukan, “beauty of futsal”

----------------------------------------

Di malam hari pulau sempu sangat gelap dan sepi. Berstatus sebagai cagar alam, tidak ada rumah apalagi listrik di pulau seluas 877 hektar ini. Selain cahaya bulan di atas langit sana, hanya cahaya  api unggun kecil yang menerangi kami malam itu. Jam di HP baru menunjukan pukul 10 malam, namun perjalanan melelahkan hari ini ditambah permainan futsal pantai tadi sore, tampaknya membuat sebagian orang disini tidur lebih awal......berbeda dengan teman2 lain yang memaksakan tidur sempit-sempitan di dalam tenda, aku memilih tidur di luar tenda, diatas pantai menghadap air danau segara anakan yang semakin surut. Sekali-kalinya kesini tak kan kusia-siakan untuk bercengkarma dengan pulau yang indah ini.
Suara jangkrik dari dalam hutan terdengar jelas diantara riak-riak hempasan gelombang samudra hindia yang terus menerjang batu karang. Hembusan angin malam membuat mata terasa semakin terasa berat. 


 



"Beralaskan pasir halus pantai segara anakan, beratapkan langit dan dipagari tebing-tebing tinggi. Malam itu, jauh dari kampung halaman Ranah Minang, di Pulau sempu, di kelilingi samudra hindia, ku nikmati salah satu tidur terindah dalam hidup"






bersambunnggggg......... 

Comments

Unknown said…
weh weh..... pulau sempu nie :3

Popular Posts