THE JOURNEY TO SEMPU ISLAND
Part 1
Setelah satu tahun lamanya
mimpi ini tesimpan rapi dan tertulis indah di sudut kamar: sejak dulu masih les di Pare, Jawa Timur hingga kini kuliah di UGM, Jogjakarta, akhirnya minggu ke dua di bulan
februari, mimpi ke sepuluh di tahun 2013 "Menjajal
Pulau Sempu" terwujud sudah.
Tak pernah ku fikirkan sebelumnya, perjalanan ke Pulau Sempu akan membawa ku untuk menginjakan kaki di beberapa kota dan tempat di Jawa Timur. Total 6 hari perjalanan ku jalani dari Yogyakarta-Surabaya-Malang-Pulau Sempu-Malang-Sidoarjo-Surabaya-dan kembali ke Yogyakarta.
Apresiasi tanpa batas kepada empat orang teman yang ku kenal pertama kali ketika dulu les di Pare: Burhan, Rohman, Hayat, dan Salman. Satu tahun lalu kami masih berstatus "anak kursusan" di kampung Inggris, namun kini, ketika melakukan perjalanan ini kami memiliki status baru sebagai mahasiswa di lima Universitas berbeda di Pulau Jawa.
Burhan, mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Airlangga, Surabaya.
Hayat, mahasiswa sastra Arab UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Rohman, mahasiswa UIN Malik Ibrahim, Malang.
Salman, mahasiswa UII Yogyakarta.
---------
Hari Pertama, 8 februari 2013 (YOGYAKARTA-SURABAYA).
Perjalanan dimulai dari Yogyakarta, kota tinggal ku
satu tahun terakhir. Menaiki Kareta Api Sri Tanjung dari Stasiun Lempunyangan pukul 7.30 wib-8
jam perjalanan melewati Solo, Madiun, Ngawi, Jombang-hingga sekitar pukul 15.00tiba di stasiun Wonokromo
(Surabaya). Ini adalah kali pertamanya aku menginjakan kaki di Kota Surabaya,
ibu kota Provinsi Jawa Timur. Kota kedua terbesar di Indonesia setelah
Jakarta.
Burhan, seorang teman bimbel di BIAS PARE satu tahun lalu, menyambut ku dengan tangan terbuka. Ia menjemputku di stasiun wanokromo. Burhan lah yang menyarankan ku untuk ke surabaya terlebih dahulu sebelum nantinya kami berangkat bersama ke Malang lalu bertemu dengan teman-teman lain untuk berangkat ke pulau sempu. Satu tahun lalu burhan menjadi teman seperjuanganu sebagai anak kursusuan di Pare, kini ia telah membawa status baru sebagai Mahasiswa sastra Inggris di salah satu universitas terbaik di negeri ini, Universitas Airlangga.
Burhan, seorang teman bimbel di BIAS PARE satu tahun lalu, menyambut ku dengan tangan terbuka. Ia menjemputku di stasiun wanokromo. Burhan lah yang menyarankan ku untuk ke surabaya terlebih dahulu sebelum nantinya kami berangkat bersama ke Malang lalu bertemu dengan teman-teman lain untuk berangkat ke pulau sempu. Satu tahun lalu burhan menjadi teman seperjuanganu sebagai anak kursusuan di Pare, kini ia telah membawa status baru sebagai Mahasiswa sastra Inggris di salah satu universitas terbaik di negeri ini, Universitas Airlangga.
Sesuai janjinya Burhan, jika aku mau
menginap di Surabaya maka ia akan mengajak ku mengelilingi Kota Surabaya. Aku fikir hanya orang "bodooh" yang menolak tawaran ini. Jadilah malam itu, sekitar pukul 19.00, setelah mendapatkan makan gratis di acara
yasinan jamaa'ah masjid dekat rumah Burhan, perjalanan mengelilingi kota
Surabaya, Kota Industri yang menawan dimulai.
Destinasi pertama
adalah Patung Suroboyo. Menggunakan sepeda motor dari rumah Burhan, hanya butuh
waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke tempat Patung Hiu (sura) dan buaya
(baya) itu. Mengenang sedikit sejarah patung suroboyo, konon dulu terjadi pertarungan sengit antara hiu bernama suro dan
buaya bernama baya. Kedua binatang ini memperebukan wilayah daratan dan lautan. Sampai sekarang mitos pertarungan antara ikan Hiu
dan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya, sehingga nama
Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa itu. Dari peristiwa inilah
kemudian dibuat lambang Kota Surabaya yaitu gambar "ikan sura dan
buaya".
Kini, terletak di depan kebun binatang Surabaya, tepat di pinggir jalan utama kota, patung suro-boyo berdiri gagah di atas taman kecil. Disinari lampu malam kota, pertarugan hiu dan buaya yang menjadi mitos dahulu kala itu, seakan nyata.
Sudah lama niat ku untuk berdiri gagah di bawah patung buaya dan ikan hiu yang menjadi landmark kota pahlawan ini , dan hari ini Allah menggabulkannya dengan cara yang tak disangka.
Kini, terletak di depan kebun binatang Surabaya, tepat di pinggir jalan utama kota, patung suro-boyo berdiri gagah di atas taman kecil. Disinari lampu malam kota, pertarugan hiu dan buaya yang menjadi mitos dahulu kala itu, seakan nyata.
Sudah lama niat ku untuk berdiri gagah di bawah patung buaya dan ikan hiu yang menjadi landmark kota pahlawan ini , dan hari ini Allah menggabulkannya dengan cara yang tak disangka.
"memang paling asik ke sini waktu malam bro, tapi kalau mau foto2,
bagusnya pagi tau sore hari, patungnya akan lebih keliatan". kata Burhan
menyimpulkan, setelah beberapa kali foto dan berpindah tempat hasilnya kurang memuaskan.
Beranjak dari patung
suroboyo, kami menuju alun-alun kota Surabaya. Menyusuri jalan-jalan utama di pusat kota benar
yang orang bilang, Surabaya dalah salah satu kota dengan tata ruang (letak) kota yang indah,
rapi dan efisien di negeri ini.
Di pusat kota, selain
mal-mal megah menjulang tinggi, bangunan khas gaya eropa masih mendominasi.
Inilah salah satu kelebihan Surabaya. Sebagai salah satu warisan kota kolonial
masa pemerintahan Hindia Belanda, di
Surabaya warisan budaya yang berumur puluhan hingga ratusan tahun masih terjaga dengan
baik.
Taman-taman di
pinggir jalan juga menghiasi wajah kota.Ddi beberapa sudut kota terlihat
sungai-sungai yang mengalir pelan, di setiap bagian pinggir sungai ditumbuhi
tanaman dan bunga. Di sungai-sungai yang cukup besar, terdapat beberapa wahana
permainan seperti perahu mesin dan mainan anak-anak. Walaupun
belum pernah sekalipun mengunjungi Amsterdam, namun melihat foto-foto ibu kota negeri
kincir angin itu di mbah google, Surabaya sekilas layaknya Amsterdam-nya
Indonesia.
Setelah berputar-putar
di pusat kota, akhirnya Burhan menghentikan motor di depan lapangan terbuka kantor walikota Surabaya. Aku tidak tahu apakah ini yang dimaksud alun-alun kota surabaya, namun yang jelas bagian depan lapangan yang cukup luas, di pagari besi-besi
tinggi yang di bagian tengahnya mengalir air mancur, menjadi tempat tongkrongan masyarakat semua umur. Disinari cahaya
lampu warna-warni yang terdapat hampir setiap sudut bangunan khas jawa ini, kantor walikota surabaya begitu terlihat megah.
Ketika kita bisa merasakan suasana kota Surabaya yang sejatinya adalah kota industri, namun berwajah eksotis dan menawan, bahkan aku mengatakan lebih indah dari pada Yogyakarta, kata-kata pujian sepatutnya kita berikan kepada sosok seorang perempuan yang berkantor di dalam gedung besar di hadapan ku ini. Ir. Tri Rismaharini, M.T, walikota surabaya yang terkenal dengan gaya blusukannya itu. Lima tahun di bawah kepemimpinannya, kota surabaya berhasil meraih piala adipura tiga kali berturut-turut, tahun 2011, 2012, dan 2013 kategori kota metropolitan.
Pukul 21.00 malam, selesai
mengelilingi sebagian keindahan kota surabaya, Burhan mengajak ku untuk menjajal jembatan Suramadu, Jambatan paling spktakuler di negeri ini. Mendengar
ajakan itu, maka tidak kata menolak dari ku (terlalu bodoh jika menolaknya).. "ayo siap bro... kemon.... " !!
Pukul 21.45. Mendekati laut, di bagian
ujung timur pulau jawa-perbatasan Surabaya dan Madura-, bau amis dan udara panas
khas pantai mulai terasa. Bis-bis besar dan truk tronton berderat ke luar dari
dermaga. Dari kota surabaya butuh waktu 45 menit bagi menaiki motor untuk sampai
ke tempat ini. Memasuki gerbang jembatan suramadu, kami membayar tiket 3 ribu
rupiah, "kalau mobil lebih mahal bro, 30 ribu”.kata burhan.
Terbentang di atas Selat Madura, menghubungkan
Pulau Jawa dan Madura, hingga kini jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang dengan biaya termahal di negeri ini. Lepas dari pintu
gerbang aku meminta burhan untuk melaju pelan. Walaupun di sepepanjang jalan
terpajang larangan berhenti dan melaju pelan, bagiku sekali-kalinya kesini,
sayang sekali jika menghabiskan waktu terlalu cepat di atas jembatan sepanjang 5438m ini. Mengamati struktur bangunan jembatan Suramadu, memang seperti yang
orang bilang, tidak jauh berbeda dengan struktur bangunan Jembatan Ampera di
Palembang dan jembatan Barelang di Batam. Jembatan Suramadu terbagi dalam
tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan
penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Satu hal yang membuat suramadu berbeda selain terpanjang dan termahal
adalah sepanjang jalan, nyaris tidak ku temukan sampah berserakan seperti yang ada di
jembatan Barelang Batam, dan entah karena sudah terlalu malem atau memang seperti
ini biasanya, suasana jalan cukup sepi kendaraan, tidak seperti jembatan ampere
di Palembang yang terdapat di pusat kota, sangat ramai kendaraan.
Menelan biaya pembangunan sekitar 4.5 triliyun rupiah, jembatan suramadu sejak awal pembangunannya mempuyai peran yang besar, yaitu mempercepat pembangunan di Pulau Madura. Kita ketahui, Madura walaupun sebenarnya termasuk wilayah Jawa timur, namn nasibnya tak se elok wilayah lainnya di Jawa timur.
Nama suramadu sendiri diambil dari dua nama kota, tempat berdirinya dua ujung/kaki jembatan, yaitu Surabaya dan Madura.
Nama suramadu sendiri diambil dari dua nama kota, tempat berdirinya dua ujung/kaki jembatan, yaitu Surabaya dan Madura.
Motor yang terus melaju dengan kecepatan pelan, kini aku dan burhan berada
ditengah-ditengah jembatan suramadu, antara surabaya dan madura.
Beberapa tahun lalu,
ketika presiden SBY resmi membuka jembatan suramadu, aku hanya bisa mendengar dan
melihat kemegahannya dari berita di TV. namun malam ini, tanpa ku sangka
sebelumnya, melalui kebaikan hati seorang teman bernama burhan, aku menyaksikan
langsung MAHAKARYA anak bangsa yang membanggakan ini. salah satu jembatan
terpanjang di Asia Tenggara. Dihiasi lampu warna-warni di hampir setiap
bagiannya, jembatan suramadu berdiri gagah diatas gelapnya laut selat Madura.
Setelah mampir sebentar di pulau Madura,
menginjakan kaki dan merasakan udara dingin pulau garam, stress karena tidak menemukan yang namanya sate madura, kami pulang ke surabaya dengan kembali
melewati jembatan suramadu. .
Pulang ke rumah Burhan,
kami mengambil jalan yang melalui gang DOLI, tempat prostitusi yang sangat terkenal
itu. Orang bilang terbesar di Asia Tenggara.
Melewati jalan yang cukup besar itu, perkiraan awal ku meleset jauh sekali. Tak ku duga sebelumnya, doli ternyata bukan hanya sebuah gang kecil di sudut kampung, tapi merupakan sebuah kampung dalam arti yang sebenarnya, begitu luas dan kompleks yang disitu tidak hanya ada aktivitas perdagangan seks, tapi juga ativitas dan kegiatan masyarakat pada umumnya.
Tidak seperti yang ada di sarkem, Yogyakarta, di Doli tidak ada pembatas yang jelas antara kawasan rumah penduduk dengan kawasan prostitusi .. Disini, Masjid, rumah masyarakat, dan fasilitas umum lainnya,bercampur baur dengan bar, diskotik. Tukang bakso, sate dan pedagang lainnya berjejer di sepanjang jalan, anak-anak bermain-berlarian. kendaraan angkot, becak, dan motor macet dijalan saking karena ramenya. Masyarakat yang pulang sholat berjalan dengan santainya melewati bar, diskotik yang berisi wanita-wanita seksi dari berbagai umur dan ras.
Melewati jalan yang cukup besar itu, perkiraan awal ku meleset jauh sekali. Tak ku duga sebelumnya, doli ternyata bukan hanya sebuah gang kecil di sudut kampung, tapi merupakan sebuah kampung dalam arti yang sebenarnya, begitu luas dan kompleks yang disitu tidak hanya ada aktivitas perdagangan seks, tapi juga ativitas dan kegiatan masyarakat pada umumnya.
Tidak seperti yang ada di sarkem, Yogyakarta, di Doli tidak ada pembatas yang jelas antara kawasan rumah penduduk dengan kawasan prostitusi .. Disini, Masjid, rumah masyarakat, dan fasilitas umum lainnya,bercampur baur dengan bar, diskotik. Tukang bakso, sate dan pedagang lainnya berjejer di sepanjang jalan, anak-anak bermain-berlarian. kendaraan angkot, becak, dan motor macet dijalan saking karena ramenya. Masyarakat yang pulang sholat berjalan dengan santainya melewati bar, diskotik yang berisi wanita-wanita seksi dari berbagai umur dan ras.
Melihat realita seperti ini, aku berfikir bahwa Surabaya khususnya doli mungkin telah berkembang
menjadi kota yang paling "bebas" di negeri ini.
HARI KE DUA, 8
FEBRUARI 2013 (surabaya -malang)
Sesuai
Kesepakatannya tanggal 8 Februari, hari jum’at, saatnya aku dan burhan untuk melanjutkan
perjalanan ke Malang untuk berekumpul dengan Hayat
yang berangkat dari Pare, Salman yang berangkat dari Yogyakarta, dan Rohman yang telah menunggu di Kampusnya UIN Malik Ibrahim Malang.
Pukul 2 siang.
Seperti
informasi yang ku dapat dari blog balibacpaker, aku dan burhan menggunakan sepeda motor berangkat dari surabaya menuju malang.
http://balibackpacker.blogspot.com/2012/11/rute-surabaya-ke-pulau-sempu-via.html
http://balibackpacker.blogspot.com/2012/11/rute-surabaya-ke-pulau-sempu-via.html
Menggunakan Kendaraan Pribadi :
Dari Surabaya ---> ke Sidoarjo ---> dilanjut lewat Porong dan
Lumpur Lapindo --> Pandaan --> Purwosari --> Lewat Kebun Raya
Purwodadi --> Lawang --> Singosari --> Sampai di Kota Malang.
Pukul 4.30
Sampai di Malang.
Agendanya menemui hayat dan salman yang sudah menunggu di Universitas Brawijaya, lalu berangkat
bareng ke tempat rohman di UIN malang, untuk mempersiapkan segalanya esok
hari berangkat ke Pulau Sempu.
Universitas Brawijaya
Hari ketiga.9
februari 2013.
Layaknya perjalanan hank dan sean dalam film The Mysterious Island 2, perjalanan kami ke pulau sempu penuh tantangan dan
perjuangan. Sebelumnya tak satupun dari kami yang pernah kesana. Padahal Pulau Sempu adalah pulau kecil yang tak berpenhuni, berada di tengah laut selatan dan masih tergolong hutan liar.
Hanya bekal informasi dari para blogger di google yang memandu perjalanan kami. Berangkat Dari tiga kot: Jogja, Pare dan Surabaya, kami berlima berkumpul di kota Malang sehari sebelum melanjutkan perjalanan 60 km menyusuri d Selatan Kab. Malang. Menembus bukit dan menuruni lembah hingga sampai di pantai sendang biru. menggunakan perahu dari pantai sendang biru, kami berlayar menyeberangi samudra hindia menuju pantai semut ”pintu gerbang masuk pulau sempu”. Dilanjutkan perjalanan 2.5 jam membelah lebatnya hutan pulau sempu, berjalan kaki di antara lumpur yang dalam, akar-akar pohon tua yang melintang, dan batu-batu karang yang tajam. Hingga akhirnya semua rasa capek seakan menghilang, ikut mencair bersama keringat yang membanjiri tubuh, ketika kami menemukan danau kecil di kelilingi tebing tingi "Segara anakan, yang orang bilang surga tersembunyi itu.
Hari ketiga.9 februari 2013.
Hanya bekal informasi dari para blogger di google yang memandu perjalanan kami. Berangkat Dari tiga kot: Jogja, Pare dan Surabaya, kami berlima berkumpul di kota Malang sehari sebelum melanjutkan perjalanan 60 km menyusuri d Selatan Kab. Malang. Menembus bukit dan menuruni lembah hingga sampai di pantai sendang biru. menggunakan perahu dari pantai sendang biru, kami berlayar menyeberangi samudra hindia menuju pantai semut ”pintu gerbang masuk pulau sempu”. Dilanjutkan perjalanan 2.5 jam membelah lebatnya hutan pulau sempu, berjalan kaki di antara lumpur yang dalam, akar-akar pohon tua yang melintang, dan batu-batu karang yang tajam. Hingga akhirnya semua rasa capek seakan menghilang, ikut mencair bersama keringat yang membanjiri tubuh, ketika kami menemukan danau kecil di kelilingi tebing tingi "Segara anakan, yang orang bilang surga tersembunyi itu.
Hari ketiga.9 februari 2013.
Pukul 6.30.Pagi baru muncul di Kota Malang ketika
kami memulai perjalanan di hari ke tiga. Berbeda dengan Jogja dan Surabaya
yang berada dekat dengan laut, Kota Malang yang berada di daratan tinggi
memiliki suhu udara yang cukup dingin. Baju kaos dilapisi jaket kuning
kebesaran ku, tak mampu menahan dingin yang menusuk tulang.
Setelah kemarin malam tidur terpisah, aku dan
burhan di kontrakan temannya burhan. Hayat dan salman di asrama mahasiswa riau
dan rohman di asrama pondoknya-pagi ini kami kembali berkumpul di depan Universitas Malik Ibrahim Malang, tujuannya adalah
ke pantai sendang biru di kab malang.
Dari kota malang, maka kami harus menuju sendang biru, sebuah pantai di selatan kab. Malang untuk nantinya menyeberang ke pulau sempu ”kira2 begitu ringkasan informasi yang ku dapat dari petunjuk jalan balibackpaker.
Dari kota malang, maka kami harus menuju sendang biru, sebuah pantai di selatan kab. Malang untuk nantinya menyeberang ke pulau sempu ”kira2 begitu ringkasan informasi yang ku dapat dari petunjuk jalan balibackpaker.
Sebagai kota wisata, suasana malang di akhir
pekan sangat ramai. masyarakat dari kota sekitar seperti Surabaya, sidoarjo, kediri,
jombang dan lainnya menjadikan malang sebagai alternatif tempat menghilangkan
penat. Selain lokasi yang dekat, malang memang menawarkan banyak wisata,
khususnya wisata alam yang mempesona. Maka jadilah pagi itu, walaupun jarun jam baru berada di antara
angka 6, suasana jalan-jalan utama di pusat kota telah ramai dan padat. Ditambah ruas
jalan di malang yang umumnya kecil dan berbelok akhirnya macet tak
terhindarkan.
Pukul 09.00
Pukul 09.00
Lepas dari kemacetan kota malang, sekitar 2
jam perjalanan dilajutkan dengan menyusuri daerah selatan kabupaten malang
(rutenya di google), menembus bukit dan lembah, melewati persawahan dan
perkebunan, hingga pukul 9 pagi kami sampai di pantai sendang biru.
Setelah membayar karcis masuk 3rb perorang
dipintu gerbang, kami terus menyisiri pantai hingga berhenti di sebuah rumah
makan.
Pukul 10.30
Selesai makan, sewa alat camping, maka tugas
terakhir sebelum menyeberang adalah mengurus surat ijin masuk pulau sempu. Dari
semua tantangan dan pengorbanan dalam perjalanan panjang ini, mengurus surat
ijin masuk ini adalah yang paling ku khwatirkan. Dari dulu aku sudah mendengar
bahwa tidak semua orang bisa masuk pulau sempu, karena pulau sempu berstastus sebagai
cagar alam, dan kalau pun bisa masuk sulitnya minta ampun..bayangan kekecewaan
teman2 yang sudah berjalan jauh namun ternyata tidak bisa masuk pulau sempu,
membuat ku stress.
Membaca "assalammuallaikum" aku memasuki kantor yang didominasi cat putih itu. Bentuknya seperti rumah-rumah d ijawa pada biasanya, terbagi dua blok kanan dan blok kiri. Di halaman depannya terpasang bendera merah putih dan terpampang papan bertuliskan Resort Konservasi Cagar Alam Pulau Sempu
hampir setangah jam mengurus surat ijin, semua diluar dugaan ku. Ternyata surat ijin dengan
mudah kami dapatkan, hanya dengan membayar uang 20ribu rupiah tanpa kwitansi
atau tiket masuk (hanya mendapatkan daftar nama 5 orang : aku, burhan, rohman,
hayat dan salman) sebagai peneliti hhe, dan butuh sedikit keihklasan, kelegowokan,
mendengarkan kalimat-kalimat nasehat dari bapak pegawai untuk tidak mengotori
pulau sempu dan tidak berbuat seenak jidatnya.
Pukul 12.00
Selesai sholat zuhur, dan pengecekan semua
perlengkapan: tenda, konsumsi : roti, air minum, dan perlengkapan
masing-masing, saatnya kami berlayar menyeberangi Samudra Hindia ?? ya ellaa
gaya ne, samudra hindia.. .. tapi bener,
walaupun dari pantai sendang biru dan
pulau sempu hanya berjarak sejauh pandangn mata, bahkan berenang pun insya allah mampu,
tapi yang kami layari bukan lah lautan biasa,, samdura hindia bro..samudra
hindia.
Bersambungg,,,,, Cuplikan Part 2
Setelah mendirikan tenda, beres-beres
perlengkapan dan istirahat yang cukup, sore hari saatnya menikmati keindahan
danau segara anakan dan bermain futsal di pinggir pantai. Bermain futsal di pulau
sempu jelas sangat berbeda. Tidak perlu tahu siapa dan dari mana asal lawan,
semua orang yang di sini bisa ikut maen, tinggal masuk dalam salah satu tim.
Tempat bermainnya tidak lagi di atas rumput sintetis seperti biasanya, tapi
bermain di atas pasir sepanjang pantai yang ada. Tidak ada ukuran lapangan yang
jelas. Gawang dibuat dari
ranting-ranting pohon yang ditancapkan kedalam pasir dan garis pinggir
lapangan adalah garis tepi pantai. Bila bola menyentuh air, maka itu berarti
telah out.
Bermain futsal di tempat yang sungguh luar
biasa indah, maka selebarsi gol-nya pun
terasa luar biasa.Seketika gol tercipta, maka semua pemain, kipper, bek, dan
penyerang berlari ke pinggir pantai lalu melompat dan menjatuhkan badan ke danau
segara anakan sambil berteriak keras, gollllll…
golll..goll. Sore itu, ada
belasan gol yang tercipta, dan pastinya ada belasan selebrasi indah juga yang dilakukan, “beauty of
futsal”
----------------------------------------
Di
malam hari pulau sempu sangat gelap dan sepi. Berstatus sebagai cagar
alam, tidak ada rumah apalagi listrik di pulau seluas 877
hektar ini. Selain cahaya bulan di atas langit sana, hanya cahaya api
unggun kecil yang menerangi kami malam itu. Jam di HP baru
menunjukan pukul 10 malam, namun perjalanan melelahkan hari ini ditambah
permainan futsal pantai tadi sore, tampaknya membuat sebagian
orang disini tidur lebih awal......berbeda dengan teman2 lain yang
memaksakan tidur sempit-sempitan di dalam tenda, aku memilih tidur
di luar tenda, diatas pantai menghadap air danau segara anakan yang
semakin surut. Sekali-kalinya kesini tak kan kusia-siakan untuk
bercengkarma dengan pulau yang indah ini.
Suara jangkrik dari dalam hutan terdengar jelas diantara riak-riak hempasan gelombang samudra hindia yang terus menerjang batu karang. Hembusan angin malam membuat mata terasa semakin terasa berat.
Suara jangkrik dari dalam hutan terdengar jelas diantara riak-riak hempasan gelombang samudra hindia yang terus menerjang batu karang. Hembusan angin malam membuat mata terasa semakin terasa berat.
"Beralaskan pasir halus pantai
segara anakan, beratapkan langit dan dipagari tebing-tebing tinggi. Malam itu, jauh dari kampung
halaman Ranah Minang, di Pulau sempu, di kelilingi samudra hindia, ku nikmati salah satu
tidur terindah dalam hidup"
bersambunnggggg.........
bersambunnggggg.........
Comments