GUNUNG KELUD : 2 TAHUN DAN SEJAK 2 HARI YANG LALU..


Catatan. Malam Senin, 16 Februari 2014.


“Letusan gunung kelut sangat dasyat..... malam jum'at yang sangat mencekam.... Letusan yang diiringi dengan kilatan serta dentuman yang sangat keras....... sungguh dasyat...... kediri dan sekitarnya diselimuti dengan batu kerikil dan pasir tebal...... pare dan sekitarnya laksana kota yang hampir mati...... ini pertama kalinya saya melihat kelut meletus dengan sangat ganasnya”

--

Layaknya Matahari Dan Bulan Yang Selalu Menjalankan Ketentuan Sang Penciptanya : Menyinari Bumi Setiap Saat, Antara Siang Dan Malam, Gunung Kelud Sebagai Gunung Berapi Sejak Awal Penciptaannya Sampai Saat Ini Dan Hingga Kiamat Nanti Juga Akan Terus Menjalankan Ketentuan Sang Penciptanya : Sebagai Pembawa Berkah Sekaligus Pembawa Bencana.. .

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-
 2 tahun yang lalu, masih ku ingat jelas kenangan indah bersama kawan2 kursusan pare (kampung Inggris) ketika wisata akhir pekan ke salah satu gunung berapi yang paling aktif itu. Saat itu, gunung kelud memberiku pengalaman yang luar biasa-berharga :  Naik gunung untuk pertama kalinya-mendekap keindahan alam  Bumi pertiwi lebih dekat.

Kesadaran nyata mengagumi bumi peritiwi yang hingga kini ku rasakan, semangat yang terus bergelora untuk mengelilingi Indonesia yang luas, lahir dari jejak kaki di pos tiga gunung kelud. Ketika itu, Berdiri disana sejenak menyaksikan keindahan alam gunung kelud, tebing tinggi-curam mengelilingi kawah yang  yang “mati”, kanal-kanal purba bekas aliran larva dingin, ditumbuhi subur pepohonan yang menjalar hingga ke perkampungan penduduk, hangatnya persaudaraan bersama kawan2 kursusan sore itu, mengalirkan rasa yang luar biasa, menggetarkan tubuh,  rasa cinta (penuh kesadaran) akan bangsa ini, TANAH AIR ini, INDONESIA. 








------------


Gunung kelud akan terus seperti ini, menjalankan ketentuan sang penciptanya sebagai pembawa bencana sekaligus pembawa berkah. sebagai gunung berapi,  setiap waktunya, secara bergantian, ia akan berubah menjadi "ganas" membawa bencana setelah sekian lama terlihat "manis" membawa berkah bagi semua mahkluk-NYA. Sejarah mencatat, dari tahun 1000 ia telah meletus lebih dari 30 kali, terakhir kali meletus pada tahun 2007.
2 tahun yang lalu kawasan gunung kelud adalah berkah bagi masyarakat disekitarnya blitar, Kediri, dan malang : kesuburan tanah, kekayaan material vulkanik, ketersediaan lahan yang luas untuk rumah tinggal dan tempat usaha. bahkan bagi kita masyarakat Indonesia umumnya berkah kelud sebagai tempat wisata yang termahsyur tak dibantah… Namun sejak 2 hari yang lalu, Gunung Kelud adalah bencana yang tiada tara bagi masyarakat Indonesia, pulau Jawa, Kediri, blitar, dan malang khususnya. semua berkah dan keindahan beberapa tahun belakangan seakan hilang, terbang bersama abu vulkniknya yang pekat.
------------------------------

Letusan besar sejak kemarin malam dan dampak yang luar biasa hebat hingga saat ini, Gunung kelud semakin menambah kesan yang mendalam bagiku. Sungguh mengetarkan hati ketika membaca sebuah status dari salah seorang guru kursusan di pare. “Letusan gunung kelut sangat dasyat..... malam jum'at yang sangat mencekam.... Letusan yang diiringi dengan kilatan serta dentuman yang sangat keras....... sungguh dasyat...... kediri dan sekitarnya diselimuti dengan batu kerikil dan pasir tebal...... pare dan sekitarnya laksana kota yang hampir mati...... ini pertama kalinya saya melihat kelut meletus dengan sangat ganasnya”.  
Sebuah gambaran tentang keganasan kelud meletus hingga dampak yang diakibatkannya sejak 2 hari yang lalu. -gambaran yang tak kalah dramatis dengan gambaran kitab Negarakertagama (1256 saka =1334M) menegenai kedahsyatan letusan kelud rastusan tahun yang lalu-menghancurkan kerajaan-kerajaan jawa (kediri-majapahit).
“disebutkan, pada hari kelahirannya Baginda telah dinobatkan menjadi raja//sejak dalam kandungan di Kahuripan telah ada tanda-tanda baginda orang yang luar biasa// gempa, bumi berguncang, hujan debu, gemuruh, halilintar, kilat bersambungan dilangit// gemuruh suara gunung kampud (kelud) runtuh membinasakan orang jahat dan bajingan tanpa ampun”.
--

Hingga kini jutaan orang di daerah Kediri, blitar dan malang telah mengungsi, 7 orang meninggal dunia dan belum terhitung banyaknya kerugian materi akibat keganasan kelud sejak 2 hari yang lalu. Yogyakarta, kota tinggal ku yang berjarak hampir 200km lebih dari darinya, juga tidak luput dari dampaknya : sejak dua hari yang lalu, Jogjakarta seperti kota mati. Abu vulkanik yang mencapai 3cm menutupi seluruh isi kota. Pemerintah DIY menetapkan “ status darurat abu selama 7 hari ke depan, ini lebih hebat dari pada dampak abu vulkanik gunung berapi yang meletus beberapa tahun yang lalu. Hingga kini, gunung kelud masih berstatus awas, yang berarti segala kemungkinan terburuk, (kembali meletus masih mungkin terjadi.)

"Gunung Kelud, engkau memang sangat hebat, aku tersenyum lirih, setiap beberapa menit harus membersihkan keyboard dan monitor laptop ini. hingga tengah malam ini, berjarak hampir 240 km, abu vulkaniknya menempal dan menggaggu ku untuk mengetik".

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gunung kelud, akan selalu seperti ini. menjalankan ketentuan dari sang penciptanya. Setelah sekian tahun menjadi gunung yang sangat "Manis” membawa berkah bagi kita semua, kini sejak 2 hari yang lalu ia membawa bencana bagi kita semua. Tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali DIA. Kita hanya bisa menerima, tanpa harus mengutuki apa yang terjadi. Mencegah dan menjaga diri untuk tidak menjadi korban keganasanannya adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan mahkluk yang bernama manusia. disamping mengambil hikmah dari segala yang terjadi.









--------------------------------------------------------------------------------------------------------


Malam ini, Angin kencang liar berhembus di langit Yogyakarta, menerbangkan semua abu2 yang menempel di atap rumah, bangunan sekolah, kendaraan, pepohonan hingga jalanan. Aku berharap akan turun hujan setelah angin kencang itu-yang tidak hanya menerbangkan abu2  itu tapi juga menyapu, membawa dan menghilangkan semua abu yang ada : “abu duka kita bersama”………(pukul 10.15wib) 
(pukul 10.20wib) tik,,tik.tik ,, suara itu terdengar jelas dari luar. Dari pos kamling depan, terdengar suara bapak-bapak mengucapkan “Alhamdulillah”.  Allah Huakbar, DIA menjawabnya dengan begitu sangat cepat… Akhirnya Hujan turun juga.
Kini aku berharap, hujan tidak hanya turun di Yogyakarta tapi juga di seluruh tempat yang diselimuti abu vulkanik gunung kelud, Untuk menyapu dan menghilangkan semua abu, "abu duka kita bersama".
“Pray for kelud”


Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2014/02/14/inilah-sejarah-meletusnya-gunung-kelud-sejak-tahun-1000-2014
Cahyono, Dwi. M. 2012. "Vulkano-Historis Kelud : Dinamika Hubungan Manusia-Gunung Api". dalam Kalpataru Majalah Arkeologi 2012. Jakarta : Pusat penelitian dan pengembangan Arkeologi Nasional.

Comments

Popular Posts