CERITA DI BALIK EKSPEDISI ALAS PURWO I


Ekspedisi Alas Purwo 2014, Part I

20 mahasiswa dari dua Jurusan Arkeologi dan Antropologi FIB Universitas Gadjah Mada, bergabung menjadi satu TIM, menyatukan fikiran, keilmuwan dan kekuatan, melaksanakan Ekspedisi di Alas Purwo dengan tema “Ekspedisi Arkeologi Alas Purwo 2014 : Penelitian Eksploratif Tinggalan Arkeologi dan Etnohistori.

Menghabiskan waktu selama 15 hari, dari tanggal 3 - 18 September- 2014, Ekspedisi periode pertama ini bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya potensi gua hunian masa prasejarah, mitos serta sejarah lisan yang berkembang dimasyarakat sekitar mengenai sejarah Budaya Alas Purwo selama ini.

Ekspedisi ini berangkat dari sebuah hipotesis awal Alas Purwo merupakan mata rantai yang hilang bagi sejarah budaya (Prasejarah) Antar Jawa-Bali (Zulfahri 2014), dan diduga menjadi tempat pelarian masyarakat Majapahit pada masa akhir keruntuhan kerajaan Majapahit. Cerita yang berembang mereka tinggal lama di alas purwo dan mendirikan bangunan-bangunan suci sebelum pindah dan berkembang pesat di Pulau Bali.

Maka untuk memenuhi tujuan itu, anggota keseluruhan dibagi dalam tiga tim : Tim Survei, Tim Etnohistori dan Tim Basecamp.

Tim Survey 10 orang, masuk kependalaman hutan belantara alas purwo. Hidup 5 hari didalam hutan yang dikenal sangat liar itu, mereka tim survei hanya makan secukupnya dengan bekal yang dibawa, tidur didalam tenda dan tentu tidak akan merasakan segarnya mandi pagi. saban hari mereka bergerak menyusuri dan memeriksa satu persatu gua dan ceruk yang ditemukan,  malam harinya mereka beristirahat ditengah hutan yang  juga dikenal sangat angker itu, ditengah Hutan dengan kemungkinan akan diserang harimau, babi, ular dan binatang buas lainnya ada setiap saatnya. Menantang bahaya seperti itu, mereka memiliki misi penting “eksplorasi, mencari dan mendata potensi-potensi gua hunian masa prasejarah melalui identifikasi bentuk gua, lingkungan sekitar dan sisa makanan manusia parasejarah.

Tim Etnohistori, masuk dan berbaur dalam kehidupan masyarakat Tagaldlimo serta para petapa di gua-gua dengan keragaman agama dan budayanya.

Suatu kali tim Etnohistori berbincang dengan bapak Kartika, Seorang pegawai Bank BPD BALI yang berziarah ke Goa Istana. Dari sejarah-turun tenurun  yang diterima Pak Kartika, ia meyakini bahwa dahulu Mpu Barada, sosok yang sangat terkenal dalam masa akhir Kerajaan Majaapahit itu pernah bertapa di Goa Istana dan membuat candi di Situs Kawitan saat ini.

Pada suatu malam juga ketika bulan purnama di Goa Istana, Tim Etnohistori bercerita panjang dengan dua orang; satu muslim dan satu lagi beragama Hindu dari bali. Mereka bercerita tentang keyakinan dalam beragama, praktek peribadatan hingga menggenal dan mencapai Tuhan itu sendiri.
 2 jam bercerita ditengah gelapnya hutan, suara jangkrik dan gemercik air yang mengalir disungai kecil sebelah barat itu, kesimpulannya akhirnya adalah “kita memiliki tuhan yang sama, cuma kita memiliki cara yang berbeda, mas dari bali memilih agama hindu dan saya memilih agama Islam untuk menuju tuhan itu. Semua Agama itu baik, tidak ada yang tidak baik. Petapa muslim dari banyuwangi mengakhiri.

Dan pada satu kali, tim etnohistori berbincang-bincang dengan Pak Taufik, lelono/petapa yang telah bertapa dan tinggal di Goa mayangkoro sekitar dua tahun lebih. Siang itu saya juga ikut  mewawancarai beliau, mengingat betul kata-kata terkahirnya ” inilah cara saya mengenali dan menemukan Tuhan, ketika engkau mengenal dirimu maka engkau akan mengenal Tuhanmu, begitu ucapnya.

Terakhir satu lagi hasil penting tim etnohistori dalam ekspedisi ini adalah melakukan survei awal ke Gunung Tugu, JANTUNG PEZIARAHAN ALAS PURWO (Matilda,2014)


Berbeda dengan tim Survei dan Tim etnohistori yang aktifitasnya lebh banyak di dalam hutan dan diantara masyarakat sekitar, Tim survei lebih banyak tinggal dibasecamp utama, Resort Pancur. Mereka memiliki peran tidak kalah penting. Memiliki alat wajib, HT, Spidol, HP dan Jam, mereka menerima dan mencatat semua laporan dari tim survei dan tim etnohistori dalam beberapa jam sekali, -dimana berhenti dan istirahat, dimana menginap, gua apa saja yang telah disurvei dan kegiatan apa saja yang telah dilakukan. Maka dari hasil pencatatanya itu, akan diketahui pergerakan dan kegiatan tim survei dan tim etnohistori,, apakah sesuai jadwal atau tidak. Jika tidak, maka  mereka akan mengingatkan untuk lebih fokus dan lebih berhati-hati lagi. Mereka juga yang akan selalu siap untuk mengantarkan makanan kepada kami, khsususnya kepada tim survei bahkan kebagian hutan terdalam sekalipun.   

Ekspedisi alas purwo, disamping memiliki tujuan illmiah, kegiatan ini juga bertujuan prkatis untuk  untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa  menerapkan keilmuwannya langsung di lapangan.


Melakukan kagiatan sesama Mahasiswa dengan segudang ide, sifat dan prilaku aneh bin  cerdasnya maka tak ayal ada banyak hal-hal gila yang terjadi selama 14 hari melaksanakan Ekspedisi Alas Purwo : “Masak nasi dengan Magiccom dan turnamen PS didalam Kareta Api-perjalanan 13 jam PP Yogyakarta-Banyuwangi, Main Takraw di Pantai Pancur dikala matahari baru terbit pagi itu, tidur bergelimpangan distasiun, dan puncaknya saat itu sekitar jam 2 atau 3 subuh bersama Vian harus "meminjam"  listrik sebuah warung yang telah tutup untuk sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawarlagi,,, "maen PS". .

Maka pada akhirnya sebagai sebuah ekspedisi periode pertama kali dilakukan, dan terlepas dari semua kekurangannya, kegiatan ini pantas mendapat apresiasi tinggi, karena ini adalah modal awal  mahasiswa Arkeologi UGM untuk terus melakukan banyak ekspedisi maupun penelitian di tahun-tahun kedepan dalam rangka mengembangkan keilmuannya. 
Harus saya katakan ini sebuah langkah awal yang hebat. Terima kasih kepada semua kawan-kawan tim Ekspedisi atas semua ilmu dan pengalamannya. Sampai berjumpa di EKSPEDISI ALAS PURWO 2015. PART II





baca juga :






Comments

fahriz.izan505@gmail.com said…
Permisi mas,saya tertarik ni sama tulisan mas nya yg tentang ekspedisi alas purwo nya kebetulan saya mau ada rencana ekspedisi jg ni mas,sekiranya mohon izin mas nya berkenan sharing² terkait goa² di sekitar Banyuwangi lewat sosmed ig fb atau lainya dengan saya(ig :fahriz_jo), terimakasih mas🙏

Popular Posts