Etika (dalam) Berdinamika
Menyoal bulyying teman-teman mahasiswa arkeologi pada Isu (Gaj Ahmada)
Pertama, Selama (berpuluh tahun) ini dipercayalah
bahwa dahulu terdapat sebuah kerajaan besar kebanggaan negeri bernama Majapahit,
Kerajaan Hindu dengan patihnya bernama Gajah Mada. Kerajaan yang katanya
menguasai hampir seluruh Nusantara ini.
Ke dua, baru2 ini ada pendapat dari sekelompok
masyarakat yang mengatakan bahwa Majapahit sebenarnya adalah kesultanan islam
dengan patih bernama Gaj Ahmada.
Sampai di sini belum masalah,, wajar berbeda pendapat-
itulah dinamika berfikir. Nanti bisa diuji tingkat kebenarannya dalam standar
yang disepakati bersama.
Ke tiga, di sini masalahnya:>>>>>ada
orang2 yang selama ini mengetahui (poin pertama) hanya dari: KATA ORANG atau
MEMBACA buku IPS SMP mentok2 MEMBACA Buku Sejarah Nasional Indonesia (tidak
pernah penelitian sendiri- hanya menelan mentah-mentah kata orang dan isi buku
tsb), kemudian sekarang sok2an membully habis2an pendapat ke dua yang
sebenarnya dihasilkan dari riset mendalam dengan metodenya sendiri;
pengumpulkan data dan analisisnya sendiri.
Lah piye??
Para Ahli dan sepuh yang selama ini menyepakati dan
membuktikan Majapahit sebagai Kerajaan Hindu melalui penelitian ilmiahnya,
masih adem dan bersifat mununggu, lah iki yang masih bayi lalu seketika
membully abis2an?
:)
Etika e nengdi?
kata pepatah, tong kosong nyaring bunyinya... Tong,,
tong,
Comments