Kali ini Nampang di UGM EXPO


Kita ingat dulu (2014) ketika akan melakukan penelitian di Suku Baduy Banten lalu minta pendapat pada Mas Jajang. Mas Jajang menjelaskan ada beberapa “cara” dalam penelitian arkeologi mulai dari tradisional, prosessual, post-prosessual, fenomenologi, interpretif, hingga terakhir patisipatoris. Semua cara tersebut memiliki tingkatan masing-masing dan kita akhirnya sepakat untuk menggunakan Fenomenologi, yaitu melihat objek, memperhatikan konteks kemudian ditambahkan pengalaman kita.

Namun malam itu kita juga memiliki ketertarikan dan penasaran luar biasa, ingin suatu saat nanti mencoba penelitian dengan “cara” partisipatoris, yaitu melihat objek, memperhatikan konteks di tambahkan pegalaman dari kita sebagai peneliti, masyarakat dan lainnya. Intinya melakukan penelitian mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, menganalisis hingga membuat kesimpulan bersama-sama dengan masyarakat. Sepertinya itu “keren” sekali.


Dua tahun berlalu keinginan tersebut akhirnya dapat diwujudkan. Walaupun dengan pemahaman dan pengalaman yang “amat miskin”, kita mencoba menggunakan “cara” partisipatoris dalam sebuah penelitian mengenai Pelestarian Kapal Karam Boelongan di Teluk Mandeh Sumatera Barat. Ada ketakutan, kurang PD dan sebagainya untuk menggunakan cara ini, apakah kita bisa? Tapi keinginan untuk menjawab tantangan selama ini bahwa dalam penelitian pengelolaan tinggalan arkeologis mesti melibatkan masyarakat, mengalahkan semuanya. Bulan April yang lalu kita terbang ke SUMBAR, kita menyelam lalu kita bercengkrama dengan masyarakat Nagari Mandeh, PEMDA Pesisir Selatan, BPCB Batusangkar dan LPSDKP Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dan adapun hasilnya, Alhamdulillah, ini semua sungguh (telah )lebih dari bayangan awal. Terima kasih sebanyak-banyak untuk semua pihak yang telah membantu. Semoga kedepannya penelitian ini benar2 dapat memberi manfaat pada masyarakat dan lainnya.


Kali ini Boelongan” nampang” di UGM EXPO.

Comments

Popular Posts