Plan Your Dive and Dive Your Plan





Saya termasuk banyak orang yang semborono dalam menyelam. Menyepelehkan hal-hal terkecil, menggampangkan segalanya dan menganggap kekurangan sesuatu hal bisa dikompromikan. Padahal gagal mencapai tujuan, kecelakaan bahkan mati itu tidak bisa dikompromikan.

Tapi maklumlah itulah kebanyakan sifat manusia. Ilmunya masih cetek, sering kali membuat seseorang berfikir pendek. 

Akan beda ceritanya jika orang yang berilmu banyak tentu fikirnya akan panjang dan sikapnya lebih bijak. 
Maka itulah sebab, seorang penyelam tak boleh berhenti belajar. Apalagi buat pemula seperti kita.

Karena pada akhirnya,, saya berfikir belajar menyelam tak ubahnya sepertinya belajar tentang ilmu kedokteran. Tak bisa dipelajari sehari dua hari.
Begitu banyak hal yang perlu dipahami dan diamalkan jika kita berbicara tentang dunia selam

Belajar tentang teori dasar fisika, ilmu kelautan, kesehatan, PPPK, angin, cuaca, keseimbangan, komunikasi, tentang karakter hawan-hewan di laut (ikan, pari, paus, hiu, karang, biota lainnya) termasuk belajar tentang karakter masyarakat lokasi penyelaman.
Tak lupa belajar tentang perlakuan pada alat selam yang sering kali dianggap remeh.
Padahal Alat-alat selam tak ubahnya seperti alat-alat kedokteran. Begitu banyak dan rumit. Bahkan untuk benar-benar bisa dan layak mengoperasikan kompresor (mengisi tabung) saja, seseorang mesti mengantongi sertifikat yang biayanya mencapai 5-6 juta. Hanya itu, belum yang lain-lainnya.

Karena itu belajarnya mesti berbulan-bulan. Bahkan ada senior, sudah belasan hingga-puluhan tahun masih dalam proses belajar. Berproses menjadi penyelam yang bijak.
Dokter bisa menyebabkan kematian pada pasien jika ia salah atau tidak tau ilmu kedokteran, tapi penyelam bisa menyebabkan kematian pada dirinya sekaligus orang lain jika tidak tau ilmu menyelam. 

Karena taruhannya sampai kehilangannyawa, maka plan your dive dan dive your plan

10 November 2017, Sentra Selam Jogja Jumat Selo

Comments

Popular Posts