KERAJAAN JAMBU LIPO MENAMPILKAN TARI TANDUAK PADA GELAR CIPTA SENI KERATON NUSANTARA
Akhir
pekan lalu, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, bekerja sama
dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) serta Yayasan Raja Sultan
Nusantara mengadakan Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara di Taman Mini
Indonesia, Jakarta. Istimewannya acara yang digelar pada 03-04 november
ini diramaikan oleh 17 keraton Nusantara. Ke-17 keraton yang tampil di Gelar Cipta Seni Keraton Nusanatara adalah
1. Kesultanan Serdang dari Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
2. Kerajaan Jambu Lipo nan Babatang ka Pagaruyung dari kabupaten Sijunjung Sumatra Barat
3. Kesultanan Kasepuhan Cirebon.
4. Kesultanan Kanoman Cirebon.
5. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
6. Puro Pakualaman.
7. Puro Mangkunegaran.
7. Kasunan Surakarta Hadiningrat.
8. Istana Kaddriyah dan 12 Kesultanan Kalbar.
9. Kutai Kertanegara Ing Martapura.
10.Puri Denpasar.
11.Kesultanan Sumbawa.
12.Kesultanan Buton.
1. Kesultanan Serdang dari Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
2. Kerajaan Jambu Lipo nan Babatang ka Pagaruyung dari kabupaten Sijunjung Sumatra Barat
3. Kesultanan Kasepuhan Cirebon.
4. Kesultanan Kanoman Cirebon.
5. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
6. Puro Pakualaman.
7. Puro Mangkunegaran.
7. Kasunan Surakarta Hadiningrat.
8. Istana Kaddriyah dan 12 Kesultanan Kalbar.
9. Kutai Kertanegara Ing Martapura.
10.Puri Denpasar.
11.Kesultanan Sumbawa.
12.Kesultanan Buton.
13.Kerajaan Banggai.
14.Kesultanan Ternate.
15.Kesultanan Tidore.
16.dan Kerajaan Kaimana.
14.Kesultanan Ternate.
15.Kesultanan Tidore.
16.dan Kerajaan Kaimana.
17.Yayasan Raja Sultan Nusantara.
Disamping itu juga hadir Yml. Sutan Taufik Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam Daulat Yang Dipertuan Raja Alam Darul Qorul Pagaruyung dan Sutan Indra dari Kerajaan Pagaruyung, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Kasultanan Palembang Darussalam, Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon (Istana Hasadaon Tamanuli Selatan), Serta Dihadiri juga oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti, Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Kemendikbud Sulistyo Tirtokusumo, Asisten Manajer Humas TMII, Dwi Atmodjo serta Bupati Sijunjung, Yuswir Arifin dan Ketua DPRD Sijunjung, Mukhlis R.
Gelar Cipta Seni keraton Nusatara yang berlangsung salama dua hari, 03-04 November 2012, Diisi dengan beberapa rangkaian acara. Hari pertama, Sabtu (3/11) dilaksanakan Pameran Benda Pusaka Warisan Keraton Nusantara (Nusantara Heritage Kingdom) dan Loka Karya Expo Nusantara di Museum Indonesia.
Beberapa Benda Pusaka yang ikut di pamerkan diantaranya, Alqur’an Tua dari Abad ke-13 asal Ternate, Keris bertuah dari Kerajaan dan kesultanan lainnya serta Kareta Kencana dari Kesultanan kasepuhan Cirebon dan Kusultanan Ngayogyakarta Hadinigrat yang mendapat sedikit perhatian lebih dari pengunjung. Berbeda dengan Kerajaan dan kesultanan lainnya, selain memamerkan Peninggalan Benda Pusakannya, Kerajaan Jambu Lipo juga memamerkan wisata kulinernnya Seperti Godok Obuih, Kue Maloyang, Kue Sopik, Kalamai, Panyiangaen, Rendang Daging, Rendang Cuk Ubi dan dan Madu Lebah Asli dari Sialang. karenanya tidak sedikit wisatawan lokal dan asing mampir di stand kerajaan Jambu Lipo untuk mencicipi wisata kulinernya.
Malam Harinya dilaksanakan Atraksi Seni Keraton Nusantara yang dikikuti 17 Keraton Nusantara.
1. Kesultanan Serdang dari Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara, Menampilkan Tari Menjunjung Duli,
2. Kerajaan Jambu Lipo nan Babatang ka Pagaruyung, dari kabupaten Sijunjung Sumatra Barat, menampilkan Tari Tanduak.
3. Kesultanan Kasepuhan Cirebon menampilkan Tari Rampak Topeng Kelana karya Sultan Sepuh PRA. Areif Natadiningrat.
4. Kesultanan Kanoman Cirebon menampilkan Tari Puteri Binangkit.
5. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat menampilkan Tari Sekar Pundyastuti.
6. Puro Pakualaman menampilkan Tari Floret.
7. Puro Mangkunegaran menampilkan Tari Bondo Boyo.
7. Kasunan Surakarta Hadiningrat menampilkan Tari Srimpi.
8. Istana Kaddriyah dan 12 Kesultanan Kalbar membawakan Syair Gulung.
9. Kutai Kertanegara Ing Martapura menampilkan Tari Kanjar Ganjur.
10.Puri Denpasar menampilkan Tarri Gambuh.
11.Kesultanan Sumbawa menampilkan Tari Intan Kelanis dan Musik Rembang Sengo.
12.Kesultanan Buton menampilkan Tari Galangi.
13.Kerajaan Banggai menampilkan Tari Malabot.
14.Kesultanan Ternate menampilkan Tari Dana-Dana atau Soya-Soya.
15.Kesultanan Tidore menampilkan Tari Cakalele.
16.Kerajaan Kaimana menampilkan Tari Penyambutan Merah Putih Gajah Mada.
14.Kesultanan Ternate menampilkan Tari Dana-Dana atau Soya-Soya.
15.Kesultanan Tidore menampilkan Tari Cakalele.
16.Kerajaan Kaimana menampilkan Tari Penyambutan Merah Putih Gajah Mada.
17.Yayasan Raja Sultan Nusantara menampilkan Tari Sriwijaya-Gajah mada.
Pukul 19.00 Wib, Raja dan Sultan Nusantara beserta Kontingennya tiba Plasa Arsipel, TMII. hal ini membuat Plasa
Arsipel tempat Atraksi Seni Keraton Nusantara langsung dipenuhi penonton. Acara dimulai dengan penyampaian sambutan oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang
Kebudayaan Wiendu Nuryanti, dan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud Sulistyo Tirtokusumo, serta Asisten Manajer Humas TMII, Dwi Atmodjo.
Didalam sambutannya Wiendu Nuryanti mengatakan bahwa, "Keraton sebagai pusat peradaban banyak melahirkan karya seni yang bernilai tinggi penuh dengan simbol dan makna filosofis. Karya seni yang lahir dikeraton merupakan karya puncak yang didukung oleh komunitas keraton merupakan karya puncak yang didukung oleh komunitas dan segenap masyarakat."
Didalam sambutannya Wiendu Nuryanti mengatakan bahwa, "Keraton sebagai pusat peradaban banyak melahirkan karya seni yang bernilai tinggi penuh dengan simbol dan makna filosofis. Karya seni yang lahir dikeraton merupakan karya puncak yang didukung oleh komunitas keraton merupakan karya puncak yang didukung oleh komunitas dan segenap masyarakat."
“Keraton-keraton itu bukan hanya menjadi pusat pemerintahan melainkan berfungsi sebagai pusat
pendidikan serta tempat lahirnya karya seni yang adiluhung,” ujar Wiendu.
lanjutnya “Di era globalisasi yang ditandai kemudahan mengakses informasi dan
budaya, memang peran keraton tidak seperti pada masa kejayaan
keraton-keraton nusantara, dimana masyarakat masih menjadikan keraton
sebagai pusat kebudayaan dan peradaban. Untuk itu kita sebagai anak
bangsa harus turut melestarikan tradisi adiluhung tersebut,” katanya.
Atraksi Seni keraton Nusantara secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang
Kebudayaan Wiendu Nuryanti, ditandai dengan pemukulan gong yang disaksikan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud Sulistyo Tirtokusumo, dan Asisten Manajer Humas TMII, Dwi Atmodjo serta Raja dan Sultan Nusantara.
Atraksi Seni Keraton Nusantara, diawali dengan Pembacaan Syair Gulung dari Istana Kaddriyah dilanjutkan penampilan Tari Tanduak dari Kerajaan Jambu Lipo, Tari Rampak Topeng Kelana karya Sultan Sepuh PRA. Areif Natadiningrat dari kesultanan Kasepuhan Cirebon dan dilanjutkan dengan Tarian dari Kerajaan dan Kesultanan lainnya, ditutup dengan Tari Sriwijaya-Gajah Mada dari Yayasan Raja-Sultan Nusantara. Semua Tarian yang ditampilkan begitu terlihat indah dan luar biasa, penuh arti dan sarat makna Filosofis.
Ada rasa bangga yang terpancar dari wajah tiap peserta kontingen Keraton Nusantara saat menampilakan Seni Tarinya Masing-masing, termasuk peserta Kontingen kerajaan Jambu lipo yang menampilkan Tari Tanduak malam itu. Rasa bangga itu hal yang wajar mengingat Kerajaan dan Kesultanan yang ikut meramaikan GCSKN kali ini adalah hasil seleksi dari sejumlah keraton yang tetap eksis menjalankan adat dan kebudayaannya masing-masing.
"ke-17 keraton yang tampil di GCSKN 2012 berdasarkan seleksi dari sejumlah keraton yang tetap eksis." ujar Sulistyo, Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud
Tidak salah sejak dahulunya nenek moyang kita menggunakan seni tari dalam menyampaikan nilai-nilai kehidupan. Dengan melihat dan memahami seni tari yang ditampilkan malam itu, kita seakan meneyelami kehidupan para pendahulu yang telah lampau. Tari Rampak Topeng Kelana karya Sultan Sepuh PRA. Areif Natadiningrat (Sunan Gunung Jati) contohnya, penampilan Tari itu seakan membawa kita pada masa Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Tanah Jawa, dimana saat itu akulturasi budaya Hindu-Budha dengan Islam begitu sangat kuat. Hal ini terlihat dari pakaian, gerak tari dan bunyi suara Penari Rampak Topeng yang didominasi pengaruh Hindu-Budha dan Islam.
Fungsi Seni Tari sebagai media untuk menyampaikan pesan juga terlihat dari Tari Penyambutan Merah Putih Gajah Mada dari Kerajaan Kaimana (Papua). Ditengah semakin berkembangnya isu Keluarnya Irian Jaya (Papua) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui Tari Penyambutan Merah Putih Gajah Mada, Kerajaan Kaimana seakan menegaskan bahwa mereka masih setia dan akan selalu menjadi bagian dari NKRI ini, penegasan itu terlihat dari Kostum penari yang didominasi warna Merah putih, juga terlihat dari Gerakan Semua Penari yang awalnya terpisah dan berjarak, lalu saling mendekat dan berkumpul membentuk lingkaran kecil dan rapat. dan hanya dengan hitungan detik, tiba-tiba keluar BENDERA MERAH PUTIH berukuran besar dari lingkaran kecil penari. lalu dengan Gagahnya Bendera Kebangsaaan RI itu berkibar ditengah-tengah panggung dihadapan Pemerintahan RI, (WAMENDIKBUD) serta RAJA dan SULTAN NUSANTARA. Suatu Tari yang luar biasa, penuh makna, yang langsung disambut Tepuk Tangan Penonton dengan sangat meriah.
Hari kedua, Minggu Siang (4/11) dilanjutkan dengan KIRAB KERATON NUSANTARA dan PARADE KESENIAN dari 33 Provinsi di Indonesia, di Pintu gerbang barat Museum Indonesia. sama halnya Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara, Parade kesenian dan Kirab Keraton Nusantara juga berlangsung sangat meriah, Halaman depan dan sekitar pintu gerbang barat Museum Indonesia dipenuhi oleh ratusan penonton.
Kerajaan Jambu Lipo nan Babatang Kaparuyung melakukan kirab pertama kali disusul oleh Kerajaan dan Kesultanan lainnya. Kawasan TMII yang sangat eksotik ditambah Keindahan Seni dan Budaya dari Kirab tiap kontingen 17 Keraton serta Parede dari 33 Provinsi, menjadi pemandangan yang luar biasa dan sangat berkesan sore itu. Disaat era Globalisasi menghantam dengan hebatnya kehidupan Masyarakat Indonesia, ternyata di Taman Mini Indonesia Indah kita masih bisa melihat Warisan Budaya leluhur yang dipertontonkan dengan begitu indahnya. Tidak hanya wisatawan Lokal, wisatawan asing pun merasa senang dan bangga akan penyelenggaraan acara ini. Semoga tidak hanya di TMII, tapi juga di belahan wilayah Indonesia lainnya, Adat dan Kebudayaan Nusantara akan selalu hidup.
Acara ditutup dengan Sarasehan Revitalisasi Sejarah dan Keraton Nusantara dengan pembicara dari Direktorat Seni, Budaya, Agama, dan Masyarakat, Kemendagri, serta Sejarawan Nusantara pada pukul 19.00 WIB sampai selesai.
Atraksi Seni Keraton Nusantara, diawali dengan Pembacaan Syair Gulung dari Istana Kaddriyah dilanjutkan penampilan Tari Tanduak dari Kerajaan Jambu Lipo, Tari Rampak Topeng Kelana karya Sultan Sepuh PRA. Areif Natadiningrat dari kesultanan Kasepuhan Cirebon dan dilanjutkan dengan Tarian dari Kerajaan dan Kesultanan lainnya, ditutup dengan Tari Sriwijaya-Gajah Mada dari Yayasan Raja-Sultan Nusantara. Semua Tarian yang ditampilkan begitu terlihat indah dan luar biasa, penuh arti dan sarat makna Filosofis.
Ada rasa bangga yang terpancar dari wajah tiap peserta kontingen Keraton Nusantara saat menampilakan Seni Tarinya Masing-masing, termasuk peserta Kontingen kerajaan Jambu lipo yang menampilkan Tari Tanduak malam itu. Rasa bangga itu hal yang wajar mengingat Kerajaan dan Kesultanan yang ikut meramaikan GCSKN kali ini adalah hasil seleksi dari sejumlah keraton yang tetap eksis menjalankan adat dan kebudayaannya masing-masing.
"ke-17 keraton yang tampil di GCSKN 2012 berdasarkan seleksi dari sejumlah keraton yang tetap eksis." ujar Sulistyo, Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kemendikbud
Tidak salah sejak dahulunya nenek moyang kita menggunakan seni tari dalam menyampaikan nilai-nilai kehidupan. Dengan melihat dan memahami seni tari yang ditampilkan malam itu, kita seakan meneyelami kehidupan para pendahulu yang telah lampau. Tari Rampak Topeng Kelana karya Sultan Sepuh PRA. Areif Natadiningrat (Sunan Gunung Jati) contohnya, penampilan Tari itu seakan membawa kita pada masa Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam di Tanah Jawa, dimana saat itu akulturasi budaya Hindu-Budha dengan Islam begitu sangat kuat. Hal ini terlihat dari pakaian, gerak tari dan bunyi suara Penari Rampak Topeng yang didominasi pengaruh Hindu-Budha dan Islam.
Fungsi Seni Tari sebagai media untuk menyampaikan pesan juga terlihat dari Tari Penyambutan Merah Putih Gajah Mada dari Kerajaan Kaimana (Papua). Ditengah semakin berkembangnya isu Keluarnya Irian Jaya (Papua) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, melalui Tari Penyambutan Merah Putih Gajah Mada, Kerajaan Kaimana seakan menegaskan bahwa mereka masih setia dan akan selalu menjadi bagian dari NKRI ini, penegasan itu terlihat dari Kostum penari yang didominasi warna Merah putih, juga terlihat dari Gerakan Semua Penari yang awalnya terpisah dan berjarak, lalu saling mendekat dan berkumpul membentuk lingkaran kecil dan rapat. dan hanya dengan hitungan detik, tiba-tiba keluar BENDERA MERAH PUTIH berukuran besar dari lingkaran kecil penari. lalu dengan Gagahnya Bendera Kebangsaaan RI itu berkibar ditengah-tengah panggung dihadapan Pemerintahan RI, (WAMENDIKBUD) serta RAJA dan SULTAN NUSANTARA. Suatu Tari yang luar biasa, penuh makna, yang langsung disambut Tepuk Tangan Penonton dengan sangat meriah.
Hari kedua, Minggu Siang (4/11) dilanjutkan dengan KIRAB KERATON NUSANTARA dan PARADE KESENIAN dari 33 Provinsi di Indonesia, di Pintu gerbang barat Museum Indonesia. sama halnya Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara, Parade kesenian dan Kirab Keraton Nusantara juga berlangsung sangat meriah, Halaman depan dan sekitar pintu gerbang barat Museum Indonesia dipenuhi oleh ratusan penonton.
Kerajaan Jambu Lipo nan Babatang Kaparuyung melakukan kirab pertama kali disusul oleh Kerajaan dan Kesultanan lainnya. Kawasan TMII yang sangat eksotik ditambah Keindahan Seni dan Budaya dari Kirab tiap kontingen 17 Keraton serta Parede dari 33 Provinsi, menjadi pemandangan yang luar biasa dan sangat berkesan sore itu. Disaat era Globalisasi menghantam dengan hebatnya kehidupan Masyarakat Indonesia, ternyata di Taman Mini Indonesia Indah kita masih bisa melihat Warisan Budaya leluhur yang dipertontonkan dengan begitu indahnya. Tidak hanya wisatawan Lokal, wisatawan asing pun merasa senang dan bangga akan penyelenggaraan acara ini. Semoga tidak hanya di TMII, tapi juga di belahan wilayah Indonesia lainnya, Adat dan Kebudayaan Nusantara akan selalu hidup.
Acara ditutup dengan Sarasehan Revitalisasi Sejarah dan Keraton Nusantara dengan pembicara dari Direktorat Seni, Budaya, Agama, dan Masyarakat, Kemendagri, serta Sejarawan Nusantara pada pukul 19.00 WIB sampai selesai.
![]() |
Perwakilan Tiap Kontingen menerima Cendra Mata dari Wakil Mentri Pendidikan dan Kebudayaan |
![]() |
Raja dan Sultan membuka Acara Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara |
![]() |
Wakil Mentri Pendididkan dan Kebudayaan memukul gong tanda Acara Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara Resmi dibuka |
![]() |
Wakil Mentri Pendidikan dan kebudayaan memberikan Cendra Mata Pada perwakilan Kontingen Kerajaan Jambulipo |
![]() |
Perwakilan kontingen Kerajaan Jambulipo |
![]() |
Tengah (Tandim Rajo Alam Pagaruyung dan RajoAlam Jambu Lipo) |
![]() |
kiri - kanan (Ketua DPRD, Wakil Bupati, dan Anggota DPRD Kab. Sijunjung beserta Official Kontingen Kerajaan Jambulipo |
![]() |
Tari Tanduak dari kerajaan Jambulipo tampil pada pembuka Acara Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara |
![]() |
Tari Rampak Topeng Kelana karya Sultan Sepuh PRA. Areif Natadiningrat (Kesultanan Kasepuhan Cirebon) |
![]() |
Tari Sriwijaya-Gajah Mada dari Yayasan Raja Sultan Nusantara (YARASUTRA) |
![]() |
Penutupan Acara Gelar Cipta Seni Keraton Nusantara |
![]() |
Foto bersama |
Comments