URANG KENEKES
![]() |
Bersama Kepala Suku Baduy Luar Jaro |
Jauh sebelum Negara-negara anggota UN di Rio de Janerio atau Education for Sustainable Development yang dibawa oleh UNESCO medeklarasikan Konsep Pembangunan Berkelanjutan, Mereka telah memahami, mengerti dan menjalani kehidupan berkelanjutan dari generasi ke generasi.
Meyakini dirinya sebagai keturunan manusia paling tua dalam penciptaannya, Mereka bertugas mensejahterakan dunia melalui Tapa. Kenekes tempat mereka hidup bagi mereka adalah Pancer Bumi (inti jagat). Sebagai titipan Tuhan, maka Alam harus terus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. āMemanfaatkan Alam hanya untuk sebatas bertahan hidup bukan untuk dieksplorasi sehabis-sehabisnya Mas. Bisa untuk makan sehari-hari sudah cukup bagi kamiā kata pak Salman salah seorang tokoh adat suku Baduy.
Tugas manusia adalah menjaga alam agar kehidupan selalu seimbang. Maka bagi mereka Bencana alam yang terjadi sejatinya, bukan kerusakan pada alamnya, tapi kerusakan pada manusia-manusianya. Maka alam dengan segala isinya harus terus terjaga, sebagaimana tuhan menciptakannya untuk kita. "Lojor teu menang dipotong, pondok teu menang disambung"
Prinsip perubahan sekecil-kecilnya dan alam merupakan titipan dari Tuhan untuk anak cucu, mendasari pemikiran mereka dan mempengaruhi segala aktivitas kehidupan mereka. Gaya hidup sederhana tanpa mengharapkan bantuan dari luar telah membangun mental yang mandiri dan berkelanjutan ( Feri 2006)
āOrang luar menyebut mereka dengan Suku Baduy, namun mereka menyebut dirinya sebagai urang Kenekesā
Comments