KOTA TUAL DAN PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN
9
tahun terbilang umur yang sangat muda untuk sebuah kota. Dalam konteks
pembangunan daerah, umur selama 9 tahun tersebut mungkin belum banyak
hal yang bsia diperbuat, apalagi bagi Kota Tual yang berada di ujung tenggara Indonesia, berjarak ribuan kilo dari ibu kota negara dan
terdiri atas pulau-pulau kecil dengan kesulitan aksesbilitas tingkat
dewa.
Layaknya
bayi kecil yang baru lahir, Kota Tual membutuhkan bantuan dan
pendampingan dari banyak pihak untuk bisa melangkah, berjalan dan
berlari kencang menatap masa depan yang baik. Bantuan dari banyak pihak
untuk bersama-sama mengembangkan potensi kota di banyak aspek seperti
kelautan, pangan, energi, ekonomi kreatif, hingga pariwisata
Hari ini, Kota Tual mulai merencanakan pembangunan besar-besaran salah satunya dalam bidang pariwisata. Sejak ditetapkan menteri pariwisata sebagai salah satu surga tersembunyi, berbagai perencanaan fasilitas dan prasarana pariwisata seketika dimunculkan. Namun, kemudian muncul kekhwatiran dari berbagai pihak karena perencanaan pembangunan tersebut terkesan buru-buru dan kurang memperhatikan kelestarian lingkungan serta kesiapan masyarakat setempat.
Dalam hal ini, UGM yang mengaku sebagai kampus kerakyatan mungkin perlu ambil bagian, menunaikan tanggung jawab, melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Bantuan yang diberikan bisa dalam bentuk riset yang terpadu dan yang tidak kalah penting adalah dengan program pemberdayaan masyarakat. Mungkin akan sangat tepat sekali jika tahun depan UGM mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan Program Kuliah Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat.
Tadi, coba2 memunculkan wacana ini ke pemerintah Kota Tual, dan Alhamdulillah Pak Wali Kota merespon baik dan siap untuk bekerjasama dengan UGM. Adapun masyarakatnya mengatakan "kami sangat menunggu kedatangan Tim KKN UGM tahun depan"
Comments